Rabu, 13 Mei 2009

Pungutan Masih Terjadi di SDN Standar Internasional

Artikel Terkait:
• Sekolah Internasional, Gengsi atau Kualitas?
• 200 SMA Dirintis Menjadi Sekolah Internasional
• Sekolah Internasional untuk Setiap Daerah
• Wakil PM Jerman Berkunjung ke DIS Indonesia, Rabu
• Sragen Bangun Sekolah Internasional

Senin, 22 September 2008 | 21:26 WIB
JAKARTA, SENIN - Setelah anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS) 2008-2009 tersusun, sejumlah komite sekolah dasar negeri rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) kembali membebani orangtua murid dengan sejumlah pungutan. Selain uang bulanan, orangtua dibebani uang pangkal.
Sejumlah orangtua di SD Negeri Menteng 01 (RSBI), Jakarta Pusat mengatakan, sesuai edaran komite sekolah yang disetujui kepala sekolah, sumbangan setiap murid Rp 220.818 per bulan (sudah termasuk untuk uang renang Rp 20.833 per siswa).
Namanya sumbangan sukarela, tetapi komite sekolah malah menetapkan besaran sumbangan yang akan dibayar siswa? "Ini sumbangan wajib namanya," ujar orangtua murid kelas II.
Lain lagi di SDN Percontohan IKIP Jakarta (RSBI), Rawamangun, Jakarta Timur. Sejumlah orangtua mengatakan, dalam rapat penyusunan RAPBS 2008-2009 pekan lalu komite sekolah berencana akan memungut uang pangkal untuk siswa baru sebesar Rp 9.000.000 per siswa.
Komite sekolah masih tetap memungut uang pangkal. Malah besaran nilainya lebih tinggi dari tahun pelajaran sebelumnya, kata orangtua siswa SDNP IKIP. Menurut orangtua siswa, tahun lalu siswa baru dipungut uang pangkal Rp 6.500.000 per siswa.
Kepala Sekolah SDN Menteng 01 Kuwadiyanto membenarkan adanya edaran komite sekolah kepada orangtua murid sebagai masyarakat peduli pendidikan. Menurut dia, keputusan itu mengacu pada Peraturan Pemerintah No.48/2008 tentang Pendanaan Pendidikan, dimana sekolah bertaraf internasional dapat menyelenggarakan pendanaan tambahan bersumber dari masyarakat. Dalam Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI No.002/2008 tentang Pedoman Menyusun RAPBS untuk TKN, SDN, SMPN, dan SLBN di DKI, kata dia, membolehkan komite sekolah RSBI bisa menghimpun sumbangan dari masyarakat, yakni orangtua murid.
Ketua Komite SDNP IKIP Jakarta Elva mengatakan, hingga kini RAPBS belum disahkan menjadi APBS. "Kami belum menetapkan besaran nilai uang pangkal. Setelah sosialisasi ke orangtua, kami baru menentukan partisipasi murid baru yang sudah belajar sejak Juli 2008," kata Elva menambahkan, RAPBS 2008-2009 akan mengalami kenaikan maksimal 10 persen dari tahun sebelumnya.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta Saefullah mengatakan, SDN RSBI tidak boleh memungut uang kepada orangtua murid. Salah besar jika komite sekolah meminta bantuan sukerela kepada orangtua tetapi menyebutkan besaran angka. Itu bukan bantuan sukarela lagi, ujar Saefullah yang membenarkan adanya Juknis APBS itu.
Namun jika ada orangtua yang ingin membantu dana pendidikan, kata Saefullah, komite sekolah tidak boleh mengatasnamakan mereka sebagai orangtua. Akan tetapi sebagai donatur yang sifatnya individual atau pribadi.
Olimpiade Sains Tambah Bidang Geologi
/
Artikel Terkait:
• Sulsel Tuan Rumah Olimpiade Sains Nasional

Senin, 21 Juli 2008 | 09:18 WIB
MAKASSAR, SENIN - Sebanyak 1.278 siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dari seluruh 33 provinsi akan mengikuti Olimpiade Sains Nasional atau OSN VII/2008 di Sulawesi Selatan, 8-14 Agustus mendatang. Khusus jenjang SMA, cabang ilmu yang diperlombakan bertambah, dari semula tujuh menjadi delapan, menyusul ditetapkannya geologi atau kebumian sebagai bidang baru.

"Sebagai cabang sains yang mengkaji aspek-aspek kebumian, Geologi diharapkan memberi wawasan tentang efek pemanasan global kepada para siswa. Jadi, tak hanya menyangkut aspek kognitif (pengetahuan), melainkan juga aspek afektif (sikap)," kata Bambang Indriyanto, Sekretaris Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, Sabtu (19/7) di Makassar.

Selama ini, tujuh bidang yang dilombakan pada jenjang SMA adalah Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Komputer, Astronomi, dan Ekonomi. Bidang Ekonomi mulai dilombakan tahun 2006 ketika OSN berlangsung di Jawa Tengah dan sebelumnya sempat menuai polemik: apakah bidang ini tergolong kelompok sains atau bukan.

Kepala Subdinas Pendidikan Menengah Umum Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Yusuf Nippi menambahkan, selain pada jenjang SMA, dalam OSN kali ini juga terdapat penambahan bidang lomba pada jenjang SMP. Bidang Astronomi yang selama ini hanya dilombakan pada jenjang SMA diperluas ke jenjang SMP. Alasannya, bidang Astronomi yang bertumpu pada hitungan Matematika dan Fisika sudah saatnya diperkenalkan sejak jenjang SMP.

"Dengan demikian, cabang lomba OSN pada jenjang SMP yang selama ini hanya tiga, yakni Matematika, Fisika, dan Biologi, genap jadi empat menyusul dilebarkannya Astronomi ke jenjang itu," kata Yusuf.

Sementara itu, bidang lomba pada jenjang SD tak mengalami perubahan, yakni Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Dari 1.278 siswa yang berkompetisi kali ini, sebanyak 750 di antaranya siswa SMA, 330 siswa SMP, dan 198 siswa SD. Dalam seleksi nasional pra-OSN, Sulsel meloloskan 36 siswa SMA dan 7 siswa SMP. Adapun jenjang SD ditetapkan 3 orang untuk setiap provinsi tanpa melalui seleksi nasional.(NAR/KOMPAS)

http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/21/09182295/olimpiade.sains.tambah.bidang.geologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar