Rabu, 13 Mei 2009

Pengenalan Pendidikan Islam Masih Kurang

SEMARANG-Pengenalan tentang lembaga-lembaga pendidikan Islam unggulan di Jateng selama ini dinilai masih kurang. Akibatnya, masyarakat tidak banyak mengetahui informasi keberadaan lembaga-lembaga itu secara komprehensif.

Padahal, sebenarnya banyak orang tua ingin sekali menyekolahkan putra-putrinya ke lembaga-lembaga pendidikan Islam. Karena tidak memiliki informasi yang cukup, sehingga banyak di antara mereka terpaksa menyekolahkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan lain.

"Terus terang, banyak para orang tua kesulitan dalam mendapatkan informasi tentang mana lembaga pendidikan Islam yang baik dan bonavit, termasuk di Kota Semarang,'' kata Ketua Majelis Pertimbangan dan Pemberdayaan Pendidikan Agama dan Keagamaan (MP3A) Provinsi Jateng Prof Dr Ahmad Rofiq MA di kantornya, Senin (28/1).

Keinginan orang tua untuk menyekolahkan putra-putrinya ke lembaga pendidikan Islam bermutu, lanjut dia, dimaksudkan agar hak-hak keagamaan siswa dapat terpenuhi dengan baik.

Menurut dia, keputusan memilih lembaga pendidikan yang dilakukan oleh kebanyakan orang tua selama ini belum didasarkan pada informasi yang lengkap dan seimbang tentang suatu lembaga pendidikan. Ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran public relation sekolah-sekolah Islam itu sendiri.

Gelar Pameran

Untuk menjembatani kesenjangan itu, kata Ahmad Rofiq yang juga sekretaris umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, MP3A Jateng akan mengadakan "Pameran Pendidikan Islam Global I Jateng 2008". Kegiatan tersebut digelar selama empat hari (19 s/d 22 Juni) di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah, Jl Gajah Raya Semarang. Selain dipamerkan lebih kurang 100 stan sekolah Islam favorit di Jateng, juga digelar seminar dan lokakarya, pentas musik islami, lomba pidato bahasa Arab dan Inggris, lomba penerbitan sekolah, dan lomba penulisan ilmiah untuk siswa SMP/MTs dan SMA/MA.

Ketua Panitia Dr Muhyar Fanani MAg menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan sarana membangun networking antara lembaga pendidikan dan masyarakat pengguna. Selain itu, juga sebagai wahana memelihara kerja sama antarlembaga pendidikan Islam dalam rangka peningkatan kualitas sekolah.

"Selama ini kegiatan semacam ini belum pernah dilakukan dan sekolah-sekolah Islam praktis berjalan sendiri-sendiri. Padahal, dengan membangun networking, banyak peluang akan didapat dan banyak manfaat bisa diraih,'' katanya.(D10-41)

http://www.suaramerdeka.com/harian/0801/29/kot16.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar