YOGYAKARTA - Meski Yogyakarta itu Kota Pelajar, kenyataannya 1.354 anak berkebutuhan khusus (abnormal) usia 7-15 tahun, belum bersekolah. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan DIY, Sugito, kemarin.
Lebih lanjut dia mengatakan, hambatan utama anak-anak berkebutuhan khusus hingga belum bersekolah itu berasal dari orang tua. "Banyak yang menganggap percuma menyekolahkan anak berkebutuhan khusus," ujarnya.
Karena itu, Dinas Pendidikan DIY terus menyosialisasikan arti penting pendidikan kepada para orang tua, terutama yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Untuk memberikan akses Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) bagi mereka, Pemprov sudah memiliki 57 SLB dan dua SDLB.
"Pemprov juga sudah memiliki 62 sekolah inklusif atau sekolah anak berkebutuhan khusus yang dicampur dengan siswa reguler," ungkapnya sambil menambahkan, mengenai kelas akselerasi di DIY, saat ini terdapat sembilan unit.
Yakni di SMA Negeri 1 Yogyakarta, SMA Negeri 3 Yogyakarta, SMA Negeri 8 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, SMA Negeri Wonosari, SMP Negeri 5 Yogyakarta, SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, SD Negeri Ungaran, dan SD Muhammadiyah Sapen. Untuk sekolah akselerasi SD, bisa ditempuh selama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar