Rabu, 13 Mei 2009

Peranan Agen Perubahan dalam Institusi Pendidikan Tinggi


Pendidikan tinggi harus mampu menciptakan calon-calon
tenaga siap latih untuk memasuki dunia kerja melalui peran
pelaku-pelaku institusi Pendidikan tinggi yang mampu menjadi agen
perubahan yang dapat mendorong perubahan (drive to change), bukannya
dipimpin oleh perubahan (lead by change), bahkan menolak perubahan
(resist to change).Penelitian tersebut menunjukkan praktisi OD, sebagai
"orang luar yang mempunyai pengetahuan orang- dalam" seringkali berada
pada posisi yang sangat "lemah" di dalam sistem klien mereka, sedang di
lain pihak konsultan OD dan HRD internal seringkali mengalami tekanan
yang kontradiktif antara "berbuat hal yang benar" dan "menyelamatkan
diri dari permainan politik di dalam organisasi". ra peran ayah sebagai provider dengan rata-rata nilai semua mata pelajaran, nilai IPA dan IPS anaknya;
Kegiatan ayah "menyediakan tempat belajar" dan "memberitahu cara
mengatur jadwal" berkorelasi positif dengan nilai IPA, dan kegiatan
"menandatangani buku konsultasi/PR" dengan rata-rata nilai semua mata
pelajaran, Bahasa Indonesia dan IPS.
Selain itu juga terdapat korelasi negatif antara peran ayah sebagai pembimbing/problem solver dengan nilai Matematika anak;
Kegiatan "memberitahu langkah-langkah yang perlu dilakukan" dengan
nilai Matematika, "menanyakan apakah ada PR/tugas" dengan rata-rata
nilai semua mata pelajaran, "menanyakan nilai yang diperoleh anak"
dengan nilai Bahasa Indonesia, dan "menjelaskan perlunya
belajar/sekolah dengan rajin" dengan nilai Bahasa Indonesia, Matematika
dan IPS. Gambar berikut adalah kerangka kerja organisasi yang
khusus digunakan untuk menjelaskan hubungan antarbidang konseptual yang
disebut triangle atau delta symbol-Greek symbol untuk menyampaikan dua
ide (Church, et.al., 1996): (1) Setiap dimensi adalah bagian integral
dari keseluruhan pengetahuan tentang perubahan dan (2) Setiap dimensi
dibangun pada pengetahuan terhadap aspek dasar perubahan sebagai
sesuatu yang kritis bagi proses perencanaan, kepemimpinan, pengelolaan,
dan evaluasi perubahan.
GAMBAR 1
MODEL PENGELOLAAN PERUBAHAN
(Burke and Spencer, 1990)
1.Aspek-Aspek Fundamental Perubahan
Untuk suatu usaha perubahan yang berhasil, tindakan, dan peristiwa
perlu didasari pada pemahaman tentang bagaimana individu merespon
perubahan, sama baiknya dengan pemahaman tentang bagaimana transisi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh proses organisasi.Evaluasi Perubahan Item-item dalam dimensi ini
menggambarkan pentingnya mempertahankan momentum perubahan dan energi
positif terarah menuju sasaran perubahan, memonitor perkembangan, dan
menyediakan umpan balik bagi anggota tentang banyaknya perubahan yang
dicapai, tidak menjadi masalah apabila perubahan itu begitu kecil.
Untuk menggali potensi yang dimiliki seseorang sebagai agen perubahan
dipergunakan instrumen Change Agent Questionnaire (CAQ). Semakin tinggi
potensi sebagai agen perubahan yang dimiliki seseorang diharapkan akan
semakin tinggi kemampuan orang tersebut melakukan perubahan organisasi
secara efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar