Selasa, 03 Maret 2009

Sekolah Dasar di Jerman Pun Ajarkan Islam

16-February-2009

Umat Muslim di negara bagian Bavaria dan North Rhine-Westphalia layak bersuka cita. Mereka tak perlu lagi mengkhawatirkan akidah anak-anak mereka saat bersekolah di sekolah dasar (SD) negeri yang tersebar di kedua negara bagian itu. Kini, setiap SD diwajibkan mengajarkan pendidikan agama Islam dalam kurikulum.

Siswa SD yang beragama Islam akan belajar agama melalui buku berjudul ‘’My Book About Islam’’. Kali pertama dalam sejarah, siswa SD negeri yang beragama Muslim akan diajarkan pendidikan Islam di sekolahnya. Buku berjudul ‘’My Book About Islam’’ telah diizinkan untuk digunakan oleh otoritas di kedua negara bagian yang dihuni komunitas Muslim itu.

‘’Buku ini sangat penting bagi anak-anak untuk mengetahui inti pesan agamanya dan agama lainnya,’’ ungkap Gul Solgun-Kaps, seorang guru SD dan salah satu penulis buku itu. Menurut Solgun-Kaps, buku Islam pertama yang diajarkan pada SD negeri di kedua negara bagian itu berupaya untuk meneguhkan identitas anak-anak Muslim di negara yang mayoritas Kristen itu.

‘’Dengan buku ini mereka tak bisa lagi dimanipulasi media,’’ tutur Solgun-Kaps. Penggunaan buku Islam itu menyusul disetujuinya pengajaran Islam di sekolah SD oleh Pemerintah Jerman, tahun lalu. Pelajaran agama Islam diajarkan SD negeri sebagai cara untuk menyatukan umat Islam ke dalam masyarakat di Negeri Panser itu. Sebelumnya, setiap SD sudah diperbolehkan mengajarkan mata pelajaran agama Yahudi, Katolik dan Protestan.

Jumlah pemeluk Islam di negara yang terletak di Eropa Tengah itu mencapai 3,4 juta jiwa. Islam menjadi agama terbesar ketiga setelah Protestan dan Katolik. Selain itu, buku pelajaran agama Islam pertama itu juga mengajarkan anak-anak Muslim tentang keragaman. Pasalnya, siswa SD yang beragama Muslim berasal dari beragam etnis. ‘’Kami berangkat dari asumsi bahwa Islam benar-benar benar,’’ ungkap penulis buku, Evelin Lubig-Fohsel.

Buku pelajaran agama Islam itu memberi perhatian yang besar pada sekte Sunni. Sebab, Sunni menjadi mayoritas Muslim di Jerman dan seluruh dunia. Buku itu juga memberi kesempatan bagi siswa Muslim untuk berbicara tentang tradisi negara asal mereka. Salah satu contohnya, anak-anak akan mendapatkan kesempatan untuk bercerita mengenai pengalaman shaum di negara asalnya.

Buku pelajaran agama itu, papar Lubig Fohsel, mencoba untuk menyelaraskan keyakinan agama Islam dengan nilai-nilai demokrasi dan liberal. ‘’Kami ingin menghilangkan ketakutan (orang Barat) mengenai Islam di buku ini. Dalam buku ini ditunjukkan bahwa Muslim dan non-Muslim dapat hidup berdampingan secara damai,’’ tegasnya.

Pemerintah Jerman mulai mengizinkan pelajaran agama Islam diajarkan di SD negeri mulai 14 Maret 2008 lalu. Kebijakan itu mendapat sambutan dari umat Islam di negara itu. ‘’Dalam waktu yang tak lama lagi ada keinginan dan kebutuhan untuk mengajarkan agama islam di sekolah-sekolah Jerman,’’ tutur Menteri Dalam Negeri, Wolfgang Schaeuble. Menurut dia, pelajaran Islam di sekolah akan membantu Muslm Jerman untuk mengirimkan mereka ke sekolah agama informal.

“Dengan adanya pelajaran agama Islam, kita akan menciptakan kompetisi,’’ ungkap Schaeuble. Pemerintah Jerman mengkhawatirkan materi pelajaran agama yang diajarkan di sekolah agama informat. Schaeuble menuturkan, sekolah agama informal kerap mengajarkan anak Muslim kebencian terhadap agama lain.

Masuknya buku Islam dalam kurikulum SD negeri dinilai juru bicara Dewan Kerja sama Muslim, Bekir Alboga, sebagai sebuah terobosan. “Kami sangat senang. Sejak tahun 1980-a n, kami telah meminta agar pelajaran agama islam dijarkan di kelas. Sekarang kami sangat berbahagia dengan keputusan menteri dalam negari,’’ ucapnya. Menurut Alboga, pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah Jerman akan membantu terjadinya integrasi Muslim ke dalam masyarakat Jerman. hri/iol

Sumber: Republika, 16 Februari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar