Selasa, 03 Maret 2009

Pendidikan dasar menengah jadi pusat perhatian
Ditulis oleh Prof. Suyanto, Ph.D.
Sunday, 20 April 2008

Bandung (Mandikdasmen): Pengalaman-pengalaman masa lalu dalam penanganan pendidikan perlu Rata Penuhdibicarakan bersama demi perbaikan pendidikan di daerah-daerah. Sering kita mendengar arahan pak menteri mengenai piliar ke tiga pendidikan yakni tata kelola, pencitraan publik, akuntabilitas.

Pendek kata yang ketiga itu adalah bagaimana kejujuran dan transparansi dalam mengelola pendidikan. Pendidikan ini menjadi pusat perhatian dan oleh karena itu juga menjadi pusat perhatian di daerah.

Di pusat yang namanya Dirjen Mandikdasmen juga menjadi pusat perhatian orang karena memiliki anggaran yang besar. Tahun ini, sebelum dipotong Rp21 triliun.

Anggaran ini demikian besar dibandingkan dengan kementerian lainnya. Kalau dibandingkan dengan kementerian lain, anggara Ditjen Mandikdasmen hampir setara dengan kementerian pertahanan.

Uang itulah yang di bagi ke daerah-daerah. Daerah-daerah itu juga cukup banyak mendapatkan uang dari pusat selain memiliki dana lain seperti dana dekonsentrasi, dana rehabilitasi, dana USB dan dana RKB.

Dana-dana itu sebetulnya yang mengikat antara pusat dan daerah. Oleh karena itu lakukan semua program-program pendidikan dengan baik. Sebab dari hasil rapat pimpinan kinerja di daerah-daerah kurang memuaskan.

Oleh karena itu sejak sekarang, hendaknya laporan kinerja di daerah dibuat sebaik mungkin. Terpenting adalah melaporkan penggunaan keuangannya.

Meski sekarang era otonomi daerah baiknya tetap berpikir realistis. Pada Rembuk Nasional Februari lalu, sampai sekarang masih saja menerima surat dengan alamat yang tidak jelas.

Akibatnya surat dengan alamat yang tidak bisa ditindaklanjuti. Sebaiknya penulisan alamat dengan jelas bisa diawali dari dinas pendidikan. Hendaknya berkirim surat kepada Direktorat Mandikdasmen dengan menyebutkan provinsi masing-masing. Sebutkan provinsinya, jangan terlalu kebablasan memandang bahwa otonomi di kabupaten/kota itu sudah segala-galanya.

Hal-hal yang seperti itu tidak perlu dilakukan jadi harus menyebutkan provinsinya. Tetapi kalau kabupaten-kabupaten baru hasil pemekaran tidak mau menyebutkan provinsinya, itu keterlaluan. Amerika saja yang negara liberal seperti itu, semua surat itu mencantumkan provinsinya, negara bagian.

Di dunia pendidikan harus saling mengedukasi. Hal-hal yang sekiranya ekstrim-ekstrim itu tidak ada. Di dunia, yang hal ekstrim fundamentalis, tidak begitu banyak pengikutnya dan tidak menguntungkan.

Di dalam agama Islam itu, yang paling bagus itu, istilahnya itu umat dan wasaton. Tidak ke kiri-tidak ke kanan. Pokoknya wajar-wajar sajalah. Kalau tidak jelas, maka resikonya juga tidak jelas.

Karena menjadi pusat perhatian orang, maka hati-hati juga dalam mengelola uang pendidikan. Saya sudah didatangi dua kali orang dari kejaksaan tinggi jadi saksi ahli untuk menuntut kepala dinas. Jadi kalau ada yang keliru di daerah, pusat juga ikut repot.

Oleh karenanya hal-hal semacam itu mohon jangan sampai terjadi. Kuncinya, laksanakan petunjuk teknis itu. Bekerja melaksanakan program harus sesuai dengan aturan yang ada.

Hati-hati dengan DAK di daerah-daerah. Karena DAK itu uangnya sangat signifikan ke kabupaten-kabupaten. Mudah-mudahan tidak mengalami kesulitan di dalam melaksanakannya. Inilah fungsinya berkumpul bersama.

Untuk menegakkan pilar kebijakan ke tiga terkait dengan tata kelola pencitraan publik dan akuntabilitas sangat penting. Dan oleh karena itu harapan saya, fasilitator memberikan informasi yang memberdayakan teman-teman di daerah. Sebaliknya di daerah berikan informasi untuk pusat sehingga staf Mandikdasmen terberdayakan.

Yang penting jangan saling memberi informasi yang sesat. Itu tidak baik hukumnya. Karena kalau informasi yang sesat akhirnya menyebabkan celaka pada pekerjaan.

Ke depan, Direktorat Jenderal Mandikdasmen akan ada event-event penting. Seperti FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) yang diikuti SD sampai SMK, di Bandung Juli 2008. Kemudian O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) diselenggarakan di Jakarta, pertengahan Agustus 2008.

Karena itu para orang tua, harus bekerja keras di daerah untuk menyelenggarakan hal itu di daerahnya masing-masing. Oleh karena ini perlu persiapan-persiapan yang jelas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar