Rabu, 21 Juni 2006 | |
Abidun Pasaribu, Anggota PMB Untuk lebih mendekatkan siswa mencintai pelajaran agama Islam di sekolah diperlukan meninggalkan paradigma lama, yakni mengganti dengan konsep baru. Sebaiknya materi pendidikan agama Islam yang diberikan mulai tingkat TK hingga sekolah menengah dari yang standar perlu dibumbui dengan kreasi serta dalam penerapan materi dan parktek, supaya ada kesinambungan. Caranya, pihak sekolah dan guru agama sendiri perlu melakukan upaya-upaya peningkatan kreasi materi diberikan dengan mengemas sedemikan rupa supaya pelajaran agama ini tidak menjenuhkan. Ya teori langsung praktek dilakukan dia out door, misalkan di Masjid atau dimana saja yang bisa membuat daya tarik siswa. Sementara selain pelajaran agama melalui bangku sekolah, pihak orang tua juga harus banyak berperan dilingkungan keluarga dengan menerapkan konsep keluarga sakinah. Yakni menciptakan keluarga yang tenteram dan harmonis, bisa terpenuhi antara kebutuhan fisik dan psikis ialah menjadikan keluarga sebagai basis pendidikan sekaligus penghayatan agama anggota keluarga. Melihat pentingnya pendidikan agama di sekolah dan di dalam keluarga, karena agama secara teologis adalah seperangkat nilai yang abstrak yang memiliki kebenaran absolut secara akidah bagi pemeluknya. Serta agama sendiri merupakan dasar untuk membentengi manusia dari segala bentuk kezaliman duniawi. Namun saya nilai, apabila pendidikan agama dikaitkan dengan pendidikan formal di sekolah, sebenarnya amat sempit karena pendidikan formal dibatasi ruang, waktu, kurikulum, target nilai, jenjang, terlebih ada intervensi sistem pendidikan dari luar lembaga pendidikan. Seadangkan ilmunya sendiri, dikaji bersifat terapan, mengedepankan nalar, keberhasilannya diwujudkan dalam kerangka pengembangan pengetahuan yang bersifat praktis seperti teknologi, ekonomi, pranata sosial, dan sebagainya. Sesungguhnya, pendidikan pendidikan agama itu lebih sakral bersifat sepanjang hidup, yang di dalamnya mencapai target matang (mature) bukan sekadar kaffah (kuantitatif) atau relegiusitas, tetapi kedalaman spiritualitas haqqa (uqatihi). Maka untuk itu, pendidikan agama menjadi penting diletakkan dalam wilayah yang tidak disekat sistem, tetapi untuk penghayatannya harus paduan antara pengetahuan dan pengalaman. Sementara supaya generasi muda tidak terseret derasnya arus perubahan, sekolah perlu mengembangkan pendidikan alternatif dengan mengedepankan keseimbangan antara pemahaman pengetahuan umum dan agama. Sistem pendidikan selama ini hanya mencetak generasi cerdas otak tanpa kecerdasan ruh (batin). Pendidikan hanya menghasilkan generasi pintar tapi tak berakhlak mulia. Produk pendidikan pun menjadi manusia pintar yang hanya mengejar keuntungan sendiri, pintar melakukan korupsi, pintar merusak hutan yang sering mengakibatkan bencana di negeri ini. Untuk menjawab semua itu, sekolah perlu menyodorkan alternatif, yakni pendidikan agama diajarkan harus seimbang dengan pengetahuan umum dan teknologi. Karena pendidikan agama dan pendidikan umum adalah satu kesatuan, tidak boleh diterapkan dalam dunia pendidikan yang saat ini berjalan. Hal ini dimasud, supaya ada keseimbangan dan kesatuan, yang bisa menciptakan generasi yang cerdas otak dan batiniah yang dilandasi nilai Islam. Sementara selain kemampuan aspek kognitif dan agama, siswa juga perlu dibekali dengan aspek kejiwaan dan wawasan umum, artinya siswa minimal diajak keluar untuk praktek langsung di lapangan berhadapan dengan alam untuk belajar. Sebab pendidikan dogmatis seperti selama ini hanya mampu menghasilkan lulusan penghafal saja, tanpa mampu memiliki kreatifitas dan perjuangan hidup. Karena itu, penilaian pendidikan bukan hanya didasarkan pada penilaian kuantitaif. Tetapi subtansi dan hakekat pengetahuan wajib ditanamkan. Namun tidak kalah pentingnya lagi, guru pengajar perlu berkualitas dan punya kesadaran akan penerapan pendidikan bermartabat, yakni sistem proses belajar mengajar yang akrab dan bersahabat. (sm/aa) http://sijorimandiri.net/jl/index.php?option=com_content&task=view&id=7050&Itemid=59 |
Senin, 16 Maret 2009
Pendidikan Agama di Sekolah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar