Tips Mencari / Memilih Sekolah untuk Anak Usia Dini Hal paling mendasar yang harus dilakukan oleh orangtua dalam upaya mencari sekolah untuk putra-putrinya adalah : 1. Orangtua harus mengevaluasi serta bertanya pada diri sendiri untuk kemudian menetapkan : (a) Falsafah & nilai-nilai yang dimiliki oleh keluarga. Tentunya orangtua menginginkan bahwa di sekolah manapun, anak akan belajar dan mendapatkan falsafah serta nilai-nilai yang selaras dengan yang dimiliki oleh keluarga. (b) Visi & misi keluarga Tujuan orangtua menyekolahkan anaknya akan membentuk harapan atas apa yang akan didapat anak di sekolah. Apakah orangtua ingin memperkenalkan kepada anak tentang nuansa kehidupan di luar rumah? Apakah orangtua ingin mendapat bantuan dari sekolah untuk mengatasi masalah anak (misalnya masalah sosialisasi, gangguan perkembangan dll)? Visi dan misi ini juga akan membentuk skala prioritas orangtua dalam mencari sekolah untuk anaknya, termasuk hal apa yang harus dikompromikan, karena tentunya tidak ada sekolah yang sempurna dalam memenuhi segala persyaratan dan harapan kita sebagai orangtua. (c) Nuansa sekolah yang dicari Apakah orangtua menginginkan sekolah yang memiliki nuansa tertentu, seperti religius atau berbahasa asing? (d) Dana yang dimiliki. Cukup banyak orang salah kaprah dengan menyimpulkan bahwa sekolah yang baik adalah sekolah yang mahal, oleh karena itu banyak orangtua memaksakan diri untuk menyekolahkan anaknya dengan alasan bahwa apapun akan dilakukan asalkan si anak mendapat pendidikan terbaik. Tetapi sesungguhnya salah satu 'pelajaran' hidup yang sangat penting diberikan kepada anak kita adalah bagaimana menerima diri apa adanya dan tidak memaksakan diri untuk berada di luar batas kemampuannya (e) Seberapa jauh orangtua memiliki kemampuan untuk menunjang pendidikan anaknya di rumah? Ada banyak kasus yang menunjukkan bahwa orangtua berharap, sekolah bisa menjadi pengganti diri dan fungsinya. Orangtua sibuk beraktivitas, tidak 'sempat' memperhatikan/mengajarkan budi pekerti, sehingga diharapkan anak-anak belajar tentang budi pekerti dari guru-gurunya di sekolah. Orangtua merasa tidak memiliki kemampuan berbahasa asing, maka anaknya disekolahkan di sekolah dwi/multi-bahasa, dengan harapan bahwa kelak dalam kehidupannya, si anak akan fasih berbahasa asing. Jangan pernah lupa, bahwa konsistensi adalah faktor terpenting dalam pendidikan anak, apalagi di usia dini. Akan percuma si anak belajar tentang budi pekerti di sekolah, jika di rumah tidak ada yang memberi contoh. Sama halnya, seperti penggunaan bahasa asing di sekolah, padahal di rumah bahasa itu tidak pernah dipakai. Ketidak konsistenan seperti itu hanya akan menjadi potensi masalah bagi si anak dan oleh karena itulah orangtua sebaiknya menimbang betul kemampuannya dalam menunjang pendidikan anak di rumah. 2. Orangtua harus melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah yang menjadi pilihan untuk anaknya, supaya dapat melihat sendiri keadaan di sana, menangkap suasana serta bertanya-jawab langsung dengan pihak sekolah maupuan orangtua dari murid di sekolah tersebut. Saat melakukan kunjungan ini, datanglah dulu sendirian agar dapat leluasa mengobservasi keadaan sekolah dan bertanya jawab. Jika kemudian orangtua merasa cocok dengan apa yang dilihat & didengarnya, rencanakan kunjungan ke-2 bersama anak, agar orangtua bisa melihat apakah anak merasa cukup nyaman di sekolah itu (beberapa sekolah menawarkan fasilitas uji coba / trial, pakailah!). Namun perlu diingat bahwa kemampuan setiap anak untuk beradaptasi di lingkungan baru berbeda. Jika anak menangis dan kelihatan takut, bukan berarti bahwa sekolah itu buruk dan tidak cocok untuknya. Beberapa informasi penting yang perlu dicari mengenai sekolah tersebut adalah: (a) Program Orangtua perlu dan boleh bertanya, bagaimana konsep dan sistem pengajaran di sekolah itu; apakah kreativitas, pemikiran kritis dan keterlibatan aktif murid dianggap penting? apakah perbedaan kemampuan tiap anak diakomodasi dengan baik? seimbangkah antara kegiatan akademis (intrakurikuler) dengan kegiatan ekstrakurikuler? Khusus untuk Taman Bermain dan Taman kanak-kanak, pastikanlah bahwa sesuai namanya, kegiatan bermain di sekolah itu memiliki porsi yang jauh lebih besar dibandingkan kegiatan belajar. Kalaupun ada kegiatan 3M (membaca, menulis & menghitung) di TK, pastikan bahwa kegiatan itu hanya sebatas pengenalan dan berlangsung sambil bermain, karena untuk pendidikan anak usia pra-SD, penekanannya tetap pada aspek bermain dan justru pelajaran yang seharusnya didapatkan oleh anak usia dini adalah pelajaran mengenai 'life skills' seperti belajar berteman, sopan santun, adaptasi di lingkungan luar rumah, mandiri dalam rutinitas keseharian (makan, pakai baju, ke kamar mandi, dll). Intinya, program sekolah yang baik harus dapat memberikan pendidikan sekaligus pengajaran kepada muridnya (b) Guru Tanyakanlah kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut. Guru yang memahami psikologi dan masalah perkembangan anak tentunya akan lebih mampu mendidik dan mengajar muridnya dibandingkan dengan guru yang hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran sesuai kurikulum. Tanyakan juga berapa lama masing-masing guru mengajar di sekolah tersebut. Suatu sekolah yang memiliki guru-guru yang sering keluar-masuk tidak dapat dikategorikan sebagai sekolah yang baik, karena besar kemungkinannya bahwa ada ketidakcocokan antara guru dan konsep pengajaran yang diterapkan di sekolah itu. Jangan lupa untuk minta ijin mengamati kegiatan belajar di kelas, supaya dapat menangkap suasana interaksi antara guru & murid di sekolah itu. Akan lebih baik lagi jika kita bisa menangkap suasana interaksi di antara para guru di sekolah itu. Sebuah tim yang solid dan kompak tentunya akan menghasilkan proses pengajaran & pendidikan yang konsisten. (c) Fasilitas Untuk dapat dikatakan memiliki fasilitas yang memadai, sebuah sekolah tidak perlu dilengkapi dengan kolam renang dan alat permainan yang canggih atau diimport dari luar negeri. Yang terpenting adalah bahwa sekolah itu memiliki fasilitas dengan standar kebersihan, kemanan dan kenyamanan yang baik untuk anak. Fasilitas standar yang harus dimiliki sebuah Taman Bermain & TK adalah: -Halaman walaupun tidak seluas lapangan bola, namun sekolah harus memiliki lahan berumput dengan pepohonan rindang yang memungkinkan murid-muridnya bermain dengan aman dan nyaman. Tanaman yang ada di halaman sekolah itu harus terawat dengan baik, karena hal ini berkaitan erat dengan kesehatan anak. -Ruang Belajar / Kelas perhatikan ventilasi dan faktor kesehatan di ruang belajar (apalagi jika kegiatan banyak berlangsung di dalam kelas), seperti banyak tidaknya tumpukan barang dll-Tempat Bermain; idealnya, sekolah memiliki tempat bermain di dalam, selain di halaman. Tempat ini bisa saja merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar di dalam (indoor) -Ruang Guru adanya ruang guru menunjukkan bahwa sekolah memiliki sistem manajemen. Selain itu ruang guru juga memiliki makna bahwa para guru memiliki tempat untuk bertemu dan melakukan kegiatan bersama-sama. -Kamar Mandi jangan pernah lupa untuk melihat keadaan kamar mandi di sekolah yang dikunjungi. Kebersihan kamar mandi merupakan indikator yang jelas untuk menilai kebersihan fasilitas sekolah lainnya. Perhatikan juga keamanan di dalam kamar mandi tersebut, seperti di mana letak kunci pintu (jika gampang dicapai anak, ada kemungkinan akan terkunci di dalam), apakah lantai basah / licin, dll. -Alat Peraga & Permainan walaupun bukan merupakan alat yang canggih atau bermerek terkenal, namun sekolah yang baik haruslah memiliki alat peraga serta permainan yang bervariasi. Dari alat peraga dan permainan ini juga kita bisa melihat kreativitas pihak sekolah dalam pengadaan sarana belajar. -Perpustakaan walaupun mungkin tidak memiliki ruangan khusus, tetapi idealnya sekolah mempunyai kumpulan buku untuk murid maupun gurunya. Dari seluruh tips yang tertulis di atas, hal terpenting yang harus diingat oleh orangtua adalah bahwa sekolah HANYA merupakan salah satu mitra dalam upaya pendidikan dan pengajaran anak. Jangan mengharapkan bahwa anak akan berkembang jika orangtua tidak ikut berperan dan bertanggung jawab dalam proses pendidikannya. Walau bagaimanapun juga, pendidikan yang paling bermakna dan membekas bagi anak adalah yang ia dapatkan di rumah, dari orangtua dan anggota keluarganya. Selamat berburu sekolah untuk Ananda tercinta, semoga sukses mencapai tujuan pendidikan, yaitu menciptakan anak-anak yang bahagia menjadi dirinya sendiri, amiin! Sumber: Dra. Rose Mini A. Prianto M.Psi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar